Oleh : Admin | on 8:29:15pm Rabu 23 Oktober 2024

OTO Sumutkota – Dulu mungkin hanya di acara sulap/magic di TV kita bisa melihat orang mengontrol benda atau orang dengan pikirannya saja, seperti mentalist Deddy Corbuzier yang terkenal dengan aksi membengkokkan sendok atau hypnotist Romy Rafael yang memanfaatkan kemampuan hipnotisnya dalam menggunakan alam bawah sadar orang (tentu untuk tujuan yang baik).

Itu merupakan hal yang langka dan menarik, tapi bagaimana jika nanti kita bisa mengontrol mobil dengan otak kita saja tanpa menggerakkan seujung jari pun? Inovasi kali ini datang dari negeri tirai bambu, di mana para peneliti dari Universitas Nankai, China sudah menghabiskan 2 tahun untuk meneliti apakah mobil bisa dikendalikan dengan pikiran saja, dan baru-baru ini mereka sudah mengujinya.

Tentu saja tidak serta merta naik mobil lalu perintahkan mobilnya begitu saja, kita harus memakai sensor yang dipakai di kepala untuk membaca sinyal electroencephalograph (EEG) di otak kita. Konsepnya mirip mainan remote control, sensor tersebut mengirim gelombang perintah ke komputer mobil lalu mobil akan bergerak sesuai perintah yang diterima. Menurut Reuters, saat ini Universitas Nankai bekerja sama dengan Great Wall Motors untuk penyediaan prototipe mobil.

Profesor Duan Feng menjelaskan konsep penelitian ini,”Pengembangan lebih lanjut soal mobil self driving bisa membawa manfaat untuk kita, karena kita dapat menghasilkan fungsi kontrol otak yang lebih baik dan dapat membantu pembangunan mobil self driving. Pada akhirnya, mobil dan mesin dibuat untuk melayani manusia, baik itu mobil biasa atau mobil self driving. Dalam keadaan seperti itu, kami harus tahu keinginan orang-orang. Dalam proyek kami, kami membuat mobil lebih mampu melayani manusia.”

Tapi kami salut karena awal mula penelitian ini adalah berdasarkan isu sosial, yakni supaya saudara-saudara kita yang kebetulan menyandang disabilitas juga bisa mengemudikan mobil seperti yang lain. “Ada dua hal yang mendasari proyek ini. Yang pertama adalah untuk melayani kaum difabel yang memiliki keterbatasan gerak supaya mereka mampu mengendarai mobil tanpa menggerakkan tangan dan kaki, dan yang kedua adalah menyediakan mode berkendara baru bagi orang-orang normal,” kata beliau.

Meski kedua tujuannya sebenarnya baik, kami lebih sepakat jika fokusnya untuk tujuan yang pertama. Jika masih dianugerahi kesehatan dan keleluasaan bergerak, rasanya tidak ada masalah besar jika tangan dan kaki anda dipakai untuk terus beraktivitas, salah satunya mengemudi. Oh ya, prototipe yang diuji ini memang belum sempurna, karena ia baru bisa disuruh maju-mundur, berhenti serta membuka dan mengunci pintu saja. Untuk awalnya ini memang sangat bagus, tapi pasti penelitian ini tidak akan berhenti.

Tapi berarti jika kita memakai mobil dengan kontrol pikiran, pengendalinya harus punya pikiran yang fokus dan tidak mudah teralihkan, melamun atau berpikiran jorok. Kan lucu kalau sedang mengemudikan mobil dan pikiran kita digambarkan seperti ini,”Maju, maju, maju, maju… Duh, mendadak kebelet,” lalu tiba-tiba cairan radiator mobil sengaja ditumpahkan karena mobil menyangka anda memerintahkan mobil untuk buang air kecil (meski rasanya mustahil). Bagaimana menurutmu? Simak video dari The Times of India ini dan sampaikan pemikiranmu di kolom komentar!