Oleh : Admin | on 2:33:59pm Rabu 23 Oktober 2024

OTO Sumutkota – Sadarkah kalian bahwa makin ke sini, teknologi keselamatan aktif menjadi salah satu selling value penting bagi sebuah kendaraan, khususnya mobil? Yap, apalagi kini teknologi sejenis seperti ADAS sudah diberikan oleh pabrikan otomotif ke segmen middle low. Salah satunya adalah Toyota melalui Toyota Safety Sense alias TSS. Kehadiran TSS di All New Toyota Avanza dan Veloz serta di Toyota Raize sudah menjadi salah satu buktinya. Namun pertanyaan lain pun muncul. Kenapa TSS justru absen di Toyota Fortuner terbaru yang secara segmen masuk di segmen middle up?? Toyota Astra Motor (TAM) pun menjawab pertanyaan tersebut.

Engine Power Jadi Prioritas Utama

Seperti yang kita ketahui bersama, Toyota baru saja memperbaharui SUV ladder frame andalan mereka, yaitu Toyota Fortuner. Di versi terbaru ini, Toyota Fortuner mendapatkan tambahan opsi mesin 2.800cc menggunakan mesin 1GD-FTV yang juga digunakan oleh Toyota Fortuner Legender di Thailand. Isu mengenai Toyota Fortuner bermesin 1GD sendiri sudah berhembus kencang sejak tahun lalu, dan ada sejumlah harapan yang diapungkan dengan hadirnya tipe ini, seperti tambahan varian Legender dengan wajah yang berbeda, dan hadirnya TSS. Sayangnya, kedua harapan itu sirna. Toyota Fortuner 1GD masih menggunakan wajah yang sama dengan sebelumnya, dan tidak ada fitur TSS yang diberikan pada Toyota Fortuner baru ini. Lantas mengapa Toyota tak memberikan fitur tersebut? Padahal jajaran SUV dan LMPV murah mereka sudah dibekali fitur serupa? Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy pun buka suara. Beliau menjabarkan bahwa prioritas utama pada Toyota Fortuner saat ini ada pada mesin yang lebih powerful. Itulah mengapa Toyota Fortuner bermesin 1GD dihadirkan di Indonesia.

Tapi beliau tidak memungkiri bahwa kini konsumen makin aware dengan adanya fitur keselamatan seperti TSS. “Saya rasa sekarang memang demand dari masyarakat terhadap teknologi semakin tinggi, khususnya terhadap TSS juga ya. Jadi kita menyematkan (TSS) pada beberapa model kita. Tapi, memang kali ini fokus dari Fortuner, demandnya sangat banyak berfokus pada engine power. Jadi engine power inilah yang kita jadikan sebagai prioritas dan disediakan hari ini. Tapi tidak menutup kemungkinan kedepannya. Pastinya kita akan pelajari lagi kebutuhan dan spek TSS yang seperti apa yang dibutuhkan konsumen di Toyota Fortuner sebagai feature development untuk Toyota,” jelas Pak Anton. Jadi, bagi kalian yang mendambakan fitur TSS di Toyota Fortuner, maka kalian harus gigit jari saat ini. Namun, bukan berarti Toyota Fortuner tidak akan memiliki fitur TSS. Bisa saja TSS dihadirkan di Toyota Fortuner di kemudian hari jikalau konsumen di segmen ini dirasa perlu dengan fitur tersebut. Hanya saja, siap – siap ada kenaikan harga untuk tambahan fitur ini. Ada barang tentunya juga ada uang. Lalu, apakah semua Fortuner di Thailand sudah dibekali TSS? Tentu tidak, hanya tipe Legender saja yang dibekali fitur ini.

TSS Sudah Standar di Toyota Fortuner Thailand

Nah, mari kita sekilas melihat apa saja fitur TSS yang diberikan Toyota Thailand pada Toyota Fortuner Legender. Di Toyota Fortuner Legender, ada sejumlah fitur dalam paket TSS seperti Pre Collision System, Lane Departure Alert, dan dynamic radar cruise control. Apa lagi? Sudah, hanya 3 itu saja. Sebagai catatan, Toyota Fortuner Legender yang sudah dibekali TSS sebagai standar dijual dengan 2 opsi mesin diesel, yaitu 2GD dan 1GD. Dan untuk gambaran, Toyota Fortuner Legender termurah sudah dihargai hampir 700 jutaan Rupiah di Thailand, lebih tepatnya 1.566.000 Baht atau setara 675 jutaan Rupiah. Itu untuk varian mesin 2GD 2.400cc. Sedangkan untuk mesin 1GD, harga termurah Toyota Fortuner Legender mencapai 1.775.000 Baht atau setara 765 jutaan Rupiah. Oiya, Toyota Fortuner GR-Sport 2.8 4×4 yang ada di Indonesia juga berbeda dengan tipe serupa di Thailand, karena versi Thailand menggunakan wajah dari Toyota Fortuner Legender dengan tambahan aksen sporty. Jadi, kita syukuri saja dahulu Toyota Fortuner 2.8 yang dipasarkan di Indonesia, toh dengan hadirnya opsi ini, maka konsumen bisa memiliki opsi yang lebih banyak.

Jadi, bagaimana menurut kalian?