Oleh : Admin | on 12:26:26pm Rabu 23 Oktober 2024

OTO Sumutkota – Bulan Januari lalu, telah dibentuk sebuah dewan global untuk mempromosikan hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan masa depan. Dalam kasus pembentukan dewan ini, anggota-anggotanya terdiri atas perusahaan energi dan perusahaan otomotif. Nah, sekarang tiga pabrikan besar Jepang yakni Toyota, Honda dan Nissan telah bergandengan tangan untuk memperbanyak jumlah SPBU hidrogen di Jepang.

Selain antar ketiganya, beberapa perusahaan energi lokal Jepang juga turut bergabung. Kira-kira ada 11 perusahaan yang turut serta, di antaranya adalah JXTG Nippon Oil & Energy, Idemitsu Kosan, Iwatani Corporation, Tokyo Gas, Toho Gas, Air Liquide Japan, Toyota Tsusho Corporation, dan bank yang dimiliki oleh pemerintah bernama Development Bank of Japan Inc. Tentu saja hal ini juga dapat dukungan pemerintah Jepang.

Rencananya perusahaan baru hasil kolaborasi banyak pihak ini akan meluncur semester pertama tahun 2018. Tujuan awalnya adalah memastikan bahwa pada tahun 2020 harus ada 160 SPBU hidrogen di seluruh Jepang. Apalagi menurut ekspektasi bakal ada 40.000 mobil hidrogen berkeliaran di jalanan Jepang di 2020. Sekalian juga, Tokyo kan bakal jadi tuan rumah olimpiade di 2020, jadi bisa sekalian pamer infrasturktur mobil hidrogen.

Selain memperluas jaringan SPBU hidrogen, perusahaan baru ini juga punya niat untuk memperkecil biaya pembuatan hidrogen serta membuat akses konsumen untuk mendapat dan mengenal hidrogen lebih mudah. Memang, hingga saat ini biaya produksi hidrogen belum bisa dibilang murah untuk bahan bakar mobil. Urusan mobil hidrogen sendiri, belum banyak lho mobil yang pakai hidrogen, malah lebih banyak mobil listrik biasa.

Malahan, Eropa dan Amerika Serikat sudah ambil posisi untuk memperluas stasiun fast charging mobil listrik di bawah nama Ionity, yang diklaim bakal punya 400 stasiun charging di Eropa pda 2020. Namun untung pabrikannya ada Toyota, Honda dan Nissan. Nissan jago di sektor mobil listrik dengan adanya Leaf, Honda dan Toyota pun bersaing ketat dalam riset teknologi hidrogen, jadi mereka bisa saling bantu. Apa opinimu? Sampaikan di kolom komentar!